Posts

Wanita Bajau dan pantangan-pantangan saat mereka hamil

Image
Suku Bajau merupakan suku pengembara laut dimana hidup mereka sejatinya berada di perahu atau yang disebut soppe'. S emua aktivitas suku Bajau dilakukan di perahu tidak terkecuali dengan bagaimana wanita Bajau melahirkan. Wanita Bajau, sebelum mengenal rumah, hidup dan melahirkan diperahu juga. Mereka akan singgah pada satu pulau dan mengajak wanita Bajau lainnya untuk membantu proses melahirkan. Mbo Gantong (61thn) yang saat ini berprofesi sebagai dukun bayi (bian) menjadi salah satu saksi bagaimana ibunya melahirkan anak kembar. Satu dari bayi kembar itupun meninggal dunia dan dikuburkan dipulau tempat dimana ibunya melahirkan. Ya, Pulau tempat mereka singgah akan menjadi tempat kubur bagi bayi yg meninggal setelah dilahirkan. Berbeda setelah suku Bajau hidup dan tinggal dirumah. Semua aktivitas yang dulunya dilakukan diperahu saat ini sebagian dilakukan dirumah. Termasuk proses melahirkan. Wanita Bajau tidak lagi melahirkan diperahu. Saat ini mereka biasanya melahirkan dirumah d

ILMU ALAM BAGI SUKU BAJAU

Image
Suku Bajau yang disebut juga suku pengembara laut (sea nomads) menyebar luas di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Suku Bajau tergolong pada 4 suku di Dunia yang memiliki kemampuan spesial; Bajau dengan kemampuan menyelam tanpa alat dalam waktu yang cukup lama. Moken di Thailand dengan kemampuan penglihatan lebih baik di dalam air. Sherpa yang tinggal di Himalaya selama lebih dari 6.000 tahun dengan kemampuan sebagai pendaki gunung handal, dan suku Hmong di China dengan kemampuan berkomunikasi dengan cara bersiul. Namun, kemampuan spesial suku Bajau bukan hanya terbatas pada  menyelam tanpa alat dalam waktu yang cukup lama. Melainkan juga kemampuan melihat tanda alam untuk mengetahui berbagai hal. Sebelum keberadaannya di Nusantara suku Bajau hidup dengan mengandalkan alam. Alam memberi mereka kehidupan dan juga bisa menciptakan kematian. Kepercayaan animisme dan dinamisme yang melekat sampai zaman ini menjadikan mereka terlibat penuh dalam menjaga kelestarian alam, khusus

BUDAYA ANIMISME DAN DINAMISME MASIH KENTAL PADA MASYARAKAT BAJAU TOROSIAJE

Image
        Animisme dan dinamisme merupakan kepercayaan yang sudah ada sejak zaman manusia purba dan memiliki akar budaya yang kuat di indonesia, hingga saat ini masih ada masyarakat yang mempercayai kepercayaan ini. Tak terkecuali masyarakat suku Bajau. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena hidup sebagai pengembara laut adalah salah satu faktor mengapa masyarakat Bajau masih melestarikan budaya Animisme dan Dinamisme. Ditengah kehidupan yang modern bahkan setelah perkembangan islam di Indonesia, Bajau masih tetap menganut kepercayaan tersebut. Satu contoh Bajau Torosiaje. Masyarakat Bajau di Desa Torosiaje mempercayai satu benda yang dianggap mampu menolak penyakit atau hal-hal buruk yang bisa saja masuk ke perkampungan Desa Torosiaje dan menyerang masyarakat. Benda tersebut disebut ' bate ' . Bate merupakan bendera putih ( dari kain kafan ) yang diritual khusus oleh para pemangku adat. Setelah diritual bendera putih ini dipasang tepat di depan kampung dan di panjatkan doa secar

ENGLISH AND BAJAU PREFIXES

Image
Bajau language is a language that spoken by Bajau people in the world, and it is local language that Bajau people use in their daily communication in every Bajau village, but they have different dialect each other based on the area they lived. Bajau people lived in the region along the coast of the Gulf of Bone since hundreds years ago. Actually Bajau many shoreline spread almost all over Sulawesi, East Kalimantan, Sumbawa, there are also Bajau in Sabah Malaysia. As a result many dialects occur between Bajau tribe. Some of them effected by the majority language in the locate they lived, such as Bajau in Sulawesi, language and customs are influenced by Bugis. Therefore, Bajau people in Torosiaje Village, Gorontalo, they have different dialect with Bajau in neighbor village, Tilamuta. In Tilamuta, they put ‘ h’ in the last word they spoke. For example: when they said ‘ where’ , in Bajau Tilamuta will say ‘ manggah’ and Bajau Torosiaje say ‘ mangga’ . There’re still some dif